berkendara
hidup itu kaya mengendarai mobil, lo boleh liat sesekali ke belakang lewat spion samping, tapi lo dikasi kaca yang jauh lebuh gede di depan lo supaya lo lebih sering melihat ke depan daripada ke belakang
selalu suka analogi itu, kata-kata itu.
mungkin memang kita seperti itu.
kita, aku dan kamu.
kita bagai berkendara dengan mobil.
aku boleh melihat apa yang ada di belakangku, siapa yang mengikutiku. siapa yang selalu bersamaku. di belakang. lewat spion di sampingku.
aku berkendara tak jarang tak sendiri.
siapapun boleh masuk ke sini. ke mobil. menemaniku mengendarai hidup. mereka bisa di sampingku, bahkan kadang di belakangku. namun tetap aku yang mengemudikannya. aku yang berkendara.
siapapun bisa masuk dalam hidupku, bertahan atau sesaat lalu meninggalkanku dengan baik atau sengaja atau terpaksa. lalu menutup perpisahan itu dengan membanting pintu.. atau perlahan.. seperti meninggalkan hidupku dengan melambai santai atau tergesa-gesa menabrakku lalu meninggalkanku dengan berlari.
kamu mungkin bagaikan mobil lainnya. kita bisa beriringan. kau memimpinku, atau sebaliknya.
namun yang pasti, semua butuh jarak. ya, aku dan kamu. hidupku dan kamu berbeda. sampai saat ini hanya berjalan beriringan, mendahului, membelakangi, sampai saatnya nanti kita semobil bersama. hidup bersama.
berkendara
Reviewed by Amalia Riska Gustiano (gustiamalia)
on
April 26, 2014
Rating: 5