Surat kaleng untuk masa depan



(source from: rasstravels.net)

Selamat malam, kamu yang berbahagia
Kamu yang sedang menghabiskan malam dengan secangkir kopi di hadapan laptop
Atau sedang ditugaskan di luar kota
Surat ini kutulis untuk kamu di masa depan

=================================================

Aku seorang gadis biasa, berkepala dua, bergelar sarjana
Aku memang biasa,
Aku biasa tertawa dan membuat orang lain tertawa dan tak jarang aku yang menjadi materi dalam gelak tawa mereka
Aku biasa berjalan sendiri, menonton film di bioskop seorang diri, makan di restoran sendiri, mengurus segala keperluanku sendiri
Aku biasa menulis, seperti yang kulakukan untukmu saat ini
Dan kelak aku akan terbiasa melakukan hal-hal di atas bersamamu, walau aku memang selalu butuh waktu untuk sendiri

Dear,
Saat ini aku bukan siapa-siapa,
lulus dengan gelar sarjana tak menjadikanku serta merta memiliki rutinitas keluar rumah jam 5 pagi dan baru sampai rumah jam 7 malam seperti budak-budak korporat lainnya
Aku masih mencari, mencari yang cocok denganku
Rasanya mencari yang cocok tidak pernah salah, kan?
Aku yakin dan ingin mendapatkan yang terbaik untuk karirku
Mana tahu kita bertemu di kantor yang cocok denganku nanti

Tapi satu hal yang perlu kamu tahu, Tuhan tidak pernah tidur
aku terus berusaha mencari tempat terbaik sambil mengembangkan usaha sampinganku,
moga usaha itu dapat sedikit demi sedikit bisa menyumbang tabunganku untuk keluarga kita kelak, amin

Mungkin saat aku menulis surat ini, kamu sudah terlelap
mungkin kamu terlelap dalam tumpukan tugas kuliah
mungkin kamu terlelap dalam deadline dari atasanmu
mungkin kamu terlelap sehabis menonton televisi atau youtube
atau mungkin kamu terlelap karena lelah melamar kerja

bicara tentang melamar kerja, aku jadi teringat dengan keadaanku saat ini
kadang menjadi pengangguran terasa nikmat untuk sesaat, namun sesaat kemudian menjadi keresahan tersendiri
aku tidak ingin bicara dengan keresahanku, toh kamu sendiri juga pasti memiliki keresahan saat aku menulis ini
aku ingin bercerita bahwa satu hal yang sering aku banggakan saat wawancara kerja: aku adalah seseorang yang mau belajar
aku tidak pernah secara terlalu muluk-muluk mengatakan akulah yang terpintar di kelas ketika kuliah
atau membual dengan berujar bahwa aku yang paling kuat dalam sebuah tim
kamu jangan berharap itu dari aku, ya?
mungkin aku terlampau jujur padamu
tapi aku tidak pernah menganggap diriku adalah seseorang yang superior, lalu merasa di atas capaian teman-temanku
aku tidak bersikap seperti itu karena aku tidak ingin meninggikan hatiku yang kemudian bisa membuatku tidak ingin belajar
aku adalah pembelajar, seumur hidup kubaktikan untuk belajar
aku bukan tidak memiliki prestasi, melainkan bagiku semua itu hanya hasil dari kemauan belajarku, bukan kelebihan yang mesti dibanggakan secara berlebihan

banyak ketidakbisaanku, ketidaksempurnaanku yang berusaha kupoles dengan kemauan belajarku yang tinggi

aku bisa memasak walau hanya sedikit
tahukah kamu, aku sangat senang menjadi seksi konsumsi saat pecinta alamku mendaki gunung
lalu mereka tersenyum kekenyangan menikmati makananku hingga tuntas
aku bisa membuat kudapan sederhana seperti sop, teri salut medan, udang balado, dan udang goreng saus mentega
semoga kamu tidak heran jika keempat makanan itu yang kusajikan di hari-hari pertama kita tinggal satu atap
semoga lebih banyak lagi yang bisa kusajikan untuk pagimu, siangmu, dan malammu

aku tidak bisa menjahit
tapi aku bisa memperbaiki kancing bajuku yang copot
menjahit jelujur sederhana aku pun bisa
menge-sum aku bisa, walau seringkali lupa tekniknya
setidaknya aku pastikan anak kita memiliki baju yang bagus dan pantas untuk usianya, walau bukan hasil permainan tanganku

dari semua ketidakbisaanku, aku paling tidak bisa menerima kenyataan kalau kamu sulit dihubungi dengan alasan yang tidak jelas
mungkin bagi sebagian orang aku terlampau mandiri karena sering berjalan seorang diri
tapi kamu perlu tahu, aku sangat peduli dengan orang terdekatku
maaf jika aku terlalu sering khawatir padamu, itu karena aku terlalu peduli padamu,aku sayang pada ayah dari anak-anakku
tolong terimalah kepedulian dan itikad baikku itu

kamu sedang apa saat aku menulis ini? Sedang berada di mana?

Aku tidak tahu kapan persisnya Tuhan aku mempertemukan kita
Tapi aku tahu Tuhan Mahabaik dan Mahapandai dalam membaca situasi
mungkin saat ini kita masih terlalu polos dan dini dalam membangun keluarga,
mungkin pundi-pundi kita untuk tinggal bersama nanti masih minus atau masih di kantong atasan kita
mungkin masih banyak mimpi yang ingin kita capai,
aku tidak menuntut kita segera bertemu jika itu hanya akan menghambatmu dalam menggapai mimpi
aku ingin anak kita nanti bangga bukan hanya berdasarkan hasil mimpi kita, tapi perjuangan kita meraih itu semua dari nol
aku ingin mereka nanti bisa bermimpi besar seperti kita, bahkan mungkin lebih besar lagi

selamat menunggu hari kebersamaan kita
terima kasih telah mengajariku untuk sabar menunggu, kamu, teman belajarku seumur hidup, temanku belajar hidup, dan teman yang menghidupkanku dalam belajar

Selamat hidup, belajar, dan mengajar anak-anak kita!

No comments:

Powered by Blogger.